Terlihat Itachi dan Kisame berjalan
tergesa-gesa pas malam jam 24.00
"Ini gara-gara Konan, sih!
Nglairin orok kok tengah malam gini! Ganggu orang tidur aja!" Gerutu
Itachi yang masih ngantuk
"Iya! Udah gitu malam Jumat
Kliwon gini, lagi! Mending kalo di rumah sakit, lha ini di dukun !" Tambah
Kisame
"Tuh bayi anak Konan atau
Suketi, sih?"
"Suketi?"
"Sundel bolong yang diperanin
Suzanna. Dasar katrok lo!"
"Gue gak level nonton
gituan"
"Bilang aja takut," Cibir
Itachi
"Hahaha…., Kisame takut? Apa
kata dunia?"
"Iya, ya! Masak setan takut
setan?"
Maksud lo?!"
"Tobi! Bangun, donk lo! Konan
nglairin, tuh!" Teriak Deidara frustasi yang udah setengah jam ngebangunin
Tobi
"Ah! Suruh dia cancel dulu
nglairinnya! Gue ngantuk!" Balas Tobi sambil nguap
"Lo pikir sms pake di cancel
segala?!"
"Terserah, deh!"
"Tobi!!"
Akhirnya, Deidara pun mengikat Tobi
di Burung Bangau litany! Emang nih anak sengaja kali pilih jalan dan cara yang
menyiksa dirinya sendiri
Seluruh anggota Akatsuki pun udah
lengkap, hadir di dekat Konan yang akan nglairin anak pertamanya ama Pein,
mereka udah nikah 2 bulan yang lalu ( kok express banget ya mbrojolnya?). Konan
ada di dalam ama si mbok dukun, yang lain pada di luar.
"Ayo, Neng! Terus atuh,"
Suara si mbok yang Sunda tulen itu terdengar dari luar.
"Eeeerrrggghhh…..!!"
Konan mengejan "Capek, deh!"
"Konan!!" teriak Pein
cemas dari luar "Keluarkan cakramu! Biar cepet keluarnya!"
"Gunain jutsu apa gitu,
kek!" Tambah Kisame.
"Oi!!" Ucap Sasori pada
Pein dan Kisame. "Kalian pikir Konan lagi perang apa pake bawa2 jutsu dan
cakra segala!"
"Lagian mana ada jutsu buat nglairin?"
Tambah Zetsu
"Ada lagi!" sahut Kisame.
"Ngeden- no jutsu,"
"Biasanya Kisame gunain jutsu
itu pas boker," Ucap Itachi
"Kok tau?" Deidara heran
"Ya iyalah, orang dia kalo
ngucapin jutsu itu pas boker keras dan serius banget,"
"Emang bisa ya, Kisame?"
Tanya Hidan
"Iya, top cer deh! Bisa jadi
alternative buat sembelit!"
"Kalo gitu, gue coba deh!
Sembelit tanpa perlu buang-buang uang ke dokter," Ucap Kakuzu nimbrung
"Kalo buat elo gak mempan,
Kakuzu! Sembelit elo kan menahun! Kena karma dari sifat pelit elo!" Ujar
Kisame dendam ma Kakuzu, minta uang 500 perak buat beli pentol tapi gak di
kasih blas!!
"Lo kok pada gak jelas banget
sih, ngomongin boker mulu!?" Tanya Pein gregetan. "Bikin gue kebelet
aja!!"
Pein langsung ngibrit ke empang.
"Kok lama, sih Konan?"
Desis Itachi gak sabar
"Ayo, Neng! Dikit lagi!"
Terdengar suara si mbok
Semua menajamkan telinga
masing-masing
"Eeeerrrgggghhhhh…..!!"
Konan mengejan lagi
"Dikit lagi Neng! Dah nongol
jidatnya,"
"Pasti jidatnya lebar kayak
Pein," bisik Tobi cekikikan
"Eergh!"
"Lagi, Neng! Nongol
idungnya!"
"Pasti idungnya pesek kayak
Pein!" Desis Itachi iba.
"Lagi, Neng! Dah keliatan
rambutnya!"
"Kok balik lagi ke atas
sih?" Tanya Hidan heran
"Pasti rambutnya mbulak dan
rontokan kayak Pein," tambah Kisame
"Kalian kok nyumpahin bayi
suci dan mungil dengan yang jelek-jelek gitu, sih?" Tanya Zetsu
"Emang di Pein ada yang
bagus?!"
"Setidaknya doain tuh bayi
mirip Konan aja! Nista banget deh kalo niru Pein!"
"Dikit lagi, Neng!"
Terdengar lagi suara si mbok. "Dah nongol anunya,"
"Pasti anunya anu kayak
Pein," tambah Tobi
"Anunya tuh
apa?" Tanya Sasori heran
"Kaki maksudnya! Ngeres ya,
lo?!" Jawab Tobi
"Lha terus anu
satunya?" Tambah Deidara
"Kadasen, Kurapen,"
"Kayaknya di Akatsuki bukan
gue deh terhina," Ujar Kisame
"Dikit lagi, Neng!"
"Eergh!!"
"Lagi!!"
"Eergh!!"
"Lagi!!"
"Eergh!!"
"NGEDEN-NO JUTSU!!"
Terdengar teriakan yang amat keras
"LLHOOO?!"
"Apaan tadi tiu?"
"Kayaknya dari arah
empang….."
"Itu kan jutsu ciptaan
gue," Tukas Kisame kaget
"Jutsu aneh," Ujar Hidan
muak
Terdengar tangis bayi dari dalam
"Alhamdulillah," Ujar
yang lain serempak, Hidan sujud syukur
Mereka Langsung ke dalam nemuin
Konan. Tapi baru sampai mereka di sana, Pein masuk dengan langkah geram dan
langsung mencengkeram kerah jubah Kisame.
"Apaan lo?! Tadi gue dah
ngucapin jutsu itu tapi gak jebol juga!" Geram Pein marah + keringetan,
abis ngejan, sama dengan Konan. Bedanya Konan ngejan buat nglairin bayi suci,
lha Pein ngejan buat jebolin kotoran busuk!!
"Oh… jadi suara aneh tadi
elo?" Tanya Sasori ngeh campur ilfil.
"Gue bunuh lo!!" Bentak
Pein ke Kisame
"Tunggu, Bro!" Ucap
Kisame taku + panic, gak ada yang nolongin lagi! Dasar gak kompak! "Bayi
lo dah lahir!"
"APAAA??"
OEK!OEK!OEK! Bayi Konan nangis
menjerit-jerit
"Dasar bapak goblok! Anak kita
jadi kaget gara-gar asuara kamu yang kecil banget tadi! Sekaget-kagetnya orang,
tapi lo kebangetan deh!!" Geram Konan mangkel sambil nenangin bayinya.
Untung bayinya bias langsung tidur lagi.
"Mudah-mudahan anak Eneng gak
kayak orang itu," si Mbok nunjuk Pein.
"Yang Mbok maksud orang
itu tuh bapaknya," Kata Deidara
"APAAA?!"
OEK!OEK!OEK!
Sedangkan Pein menatap kaget + tak
percya pada Konan dan bayinya. Rasa haru + bahagia menyejukkan hatinya.
Rambutnya yang oren berkibar-kibar tertiup angina. Kayak di TV-TV gitu lho!
Sungguh senang perasaanya!!
"Senpai! Udah adem belum? Gue
pegel, nih!" Ucap Tobi sambil ngipas-ngipasin kipas sate ke muka Pein
"Apaan, sih lo??" Geram
Pein malu.
"Lha abisnya Senpai keringetan
gitu! Ya udah gue kipasin aja!"
Pein pun mendekat ke Konan dan
duduk di tepi kasur di samping Konan, dengan mesra di kecupnya dahi Konan.
"Selamat ya, Honey,"
"So sweeeetttt….." Ucap
cowok Akatsuki lainnya sambil menatap kagum dan terharu
"Pein! Nama bini lo kan Konan,
bukan Hani!" Ujar Itachi.
"Kalo goblok diem deh
lo!" dengus Sasori pada Itachi.
"Konan, Pein! Selamat
ya!" Ujar Kakuzu. "Kalian minta apa saja dari gue,"
"Beneran?!" Tanya Pein
dan Konan antusias.
"Bener! Apa aja! Asal…."
"Gak usah! Gue dah tau
kelanjutan omongan lo!" Potong Pein.
"Asal jangan berhubungan
dengan duit kan?" Cibir Konan.
"Asal kalian bahagia…
Ya udah kalo gak mau!"
"Eh, gitu ya?!" Pein dan
Konan kaget dan nyesel banget! Gak nyangka seorang Kakuzu ngomong gitu.
"Padahal gue mau
berubah….hiks!" Kakuzu nangis di pundak Sasori.
"Udah, udah….," Sasori
nepuk-nepuk punggung Kakuzu. "Soalnya gak pernah kepikir oleh kita lo mau
berubah,"
"Hiks! Niat gue baik, kok! Gue
mau ngasih hadiah,"
"Udah, udah…," Sasori
ngelus-ngelus punggung Kakuzu. "Itu emang terdengar amat mustahil,"
"Mereka malah ngehina gue!
Hiks! Hiks!"
"Gue juga pasti gitu kalo ada
di posisi mereka," Sasori ngelus-ngelus kepala Kakuzu.
"Lo niat nenangin gue atau
nyuruh guer bunuh diri, sih?"
"Enaknya apa ya?" Gumam
Pein merenung, mikirin nama bayinya. Waktu itu mereka udah kembali ke markas.
"Namain aja Suketi," Usul
Kisame yang terinspirasi ucapan Itachi waktu itu.
"Lo kira anak gue sundel
bolong, hah?!" Bentak Pein tersinggung dan masih dendam gara-gara jutsu
aneh itu.
"lho? Kok tau Suketi itu
Sundel bolong?"
"Gue fans berat Suzanna
tau!!"
"Pantes! Muka lo horror
banget," desis Kisame yang langsung ngacir sebelum kena rinnegan.
"Namain aja Alexandra
Elizabeth," usul Zetsu, Pein mikir.
"Gak pantes, ah!! Nama ortunya
aja ndeso gitu," sela Sasori yang seketika bikin mental Pein drop
"Bener juga ya?" ujar
Pein
"Namain aja dari akronim nama
Konan dan lo," usul Tobi
"Iya, ya?" Pein
ngangguk-ngangguk. "Tumben lo pinter?" Pein tersenyum.
"Konan-Pein. Namain aja anak
lo Koin. Konan-Pein," lanjut Tobi
"Goblok!! Lo pikir anak gue
cepek apa dinamain Koin?!" bentak Pein
"Ide bagus,tuh!" lanjut
Tobi semangat. "Gimana kalo nama panjangnya Koin Cepek?"
"Tobi, pergilah sebelum kiamat
menimpamu! Ku mohon!" ujar Deidara
"Tapi apan…."
DUM!BUM! Akhirnya Tobi menjauh dari
kiamat (Pein) berkat ledakan nuklir (Deidara)! Sama aja dong gak enaknya!!
"Namain aja Sholehah,"
ujar Hidan
"Gak, ah! Kalo entar sifatnya
kontras ama namanya, malu lagi!"
"namain aja neko (kucing)
," usul Sasori
"Jangan mentang-mentang nama
lo nge-copy nama hewan, anak gue lo bawa-bawa juga! Emang gue bokap lo, yang
kehabisan ide nama sampe lo di kasih nama hewan yang menjijikkan gitu?!"
cecar Pein
"Kalo gak mau ya udah kali!
Gak usah bawa-bawa bokap gue napa?" Gumam Sasori mangkel
"Kakuzu, menurut lo nama anak
gue enaknya apa?" Tanya Pein pada Kakuzu yang lewat di depannya.
"EGP!" Dengus Kakuzu
tanpa noleh apalagi berhenti.
"EGP? Singkatan nama ya?
Apaan?" teriak Pein, Kakuzu cuek
"Goblok banget sih nih
orang," desis Itachi pelan. "EGP Emang Gue Pikirin"
"Oh," Pein lemas, kecewa,
nyesel. "masih ngambek ya?"
"Kakuzu parah banget kalo
gondok! Perlu di rayu 2 jam, kalo di biarin bias betah ampe 2 bulan,"
tambah Zetsu
""Udah deh," sela
Itachi. "Giman kalo namain Yuki?"
"Yuki?"
"Iya! Anak lo kan putih,
namain aja Yuki (salju),"
"Kenapa harus Yuki? Yang putih
kan gak yuki aja," Tanya Deidara
"Klo tembok, pocong, gigi,
buku tulis, mukena kan gak lucu!" jelas Itachi jengkel
"Bagus juga, tuh!" Gumam
Pein.
"Nma panjangnya Yuki
Hime," tambah Itachi
"Dongeng banget," cibir
Sasori. "Anak gue besok gue namain Beauty,"
"yang cowok Beast ya kan?" Tanya Hidan, Sasori melengos
"Jadi gimana, Pein? Jadi Yuki
Hime?" Tanya Itachi
"Um…….," Pein mikir
"Deal or no deal?" Tanya
Itachi tajam, actual dan terpercaya sambil ngulurin tangan. Suasana mencekam.
"Deng…..derendengdeng…..deng!"
Hidan, Zetsu dan Deidara niruin background musik salah satu kuis
Pein ngulurin tangan dengan
gemetar, keringetan, adem panas, lalu menyalami Itachi. "Deal,"
"Okey!
Selamaaaaaattttt!!" teriak Itachi girang, gak tau girang karena apa
"Yeiii!! Selamaaaattt!!"
Hidan, Zetsu, dan Deidara ikut teriak, malah tepuk-tepuk tangan
"Apaan, sih? Childish banget!
Gak akatsuki banget deh," dumal Sasori risih sambil natap heran dan
jengkel om-om girang yang kehilangan masa kecil di sana itu.
Pagi itu, Tobi, Kisame dan Kakuzu
pergi ke mall karena di suruh Pein beli perlengkapan bayinya. Sebenernya Kakuzu
ogah, coz mkasih gondok ama Pein. Apalagi Pein ngrayu-ngrayu minjem kas buat
beli pengkapan Yuki + rongrogan anggota Akatsuki lainnya, makannya Kakuzu
TERPAKSA minjemin. So, mau gak mau, dia harus ikut belanja, gak bisa masrahin
uang pada makhluk mencurigakan spesies Tobi dan Kisame.
"Maaf, Anda sekalian tidak
boleh masuk!" Satpam mall itu menghadang Tobi, Kisame dan Kakuzu dengan
pentunganya.
"Kenapa?" Tanya Kisame
heran dan gak terima.
"Ikut saya!" Satpam itu
di Bantu 2 orang temannya mencekal lengan mereka dan menggiring mereka ke arah
kantor pemeriksaan.
Beberapa jam kemudian….
"Dasar Satpam resek! Nilai
orang sembarangan aja!" Gerutu Kisame setelah keluar dari kantor bersama
Tobi dan Kakuzu.
"Gara-gara muka kalian yang
criminal banget itu kita jadi di curigain sebagai teroris! Plis deh!" Tobi
ngomel-ngomel.
"Justru gara-gara elo yang gak
punya muka itu kita jadi di curigain!" Tuding Kisame ke Tobi
"Lo juga, Kakuzu!! Pake cadar
dan jilbab gitu! Disangkain teroris Irak, lo!" Tobi nuding Kakuzu.
"Eh…enggak, kok," DUG!
Kisame nyikut perut Tobi sambil natap Kakuzu panic. "Gue ama Tobi aja kok
yang criminal face! Lo mah, tampang-tampang kiyai deh!!" puji Kisame
sambil tersenyum.
"Bisa-bisa kita batal belanja
kalo dia ngambek, Goblok!!" bisik Kisame pada Tobi.
"Udah, deh!! Gak usah boong!
Gue gak ngambek, kok!" ucap Kakuzu
"Eh?! Kedengaran, ya?!"
Kisame kaget
"Jelas banget, malah!"
ujar Kakuzu lalu jalan mendahului Tobi dan Kisame.
"Kakuzu! Lo gak marah,
kan?!" teriak Kisame
"GAK!!"
"Ternyata marah….," desis
Kisame dan Tobi lemas
"Gara-gara elo,
sih!"Kisame njitak kepala Tobi. "Rayu dia sono!"
"Kok gue, sih?!" protes
Tobi sambil ngelus-ngelus kepalanya yang agak benjol
"Kakuzu senpai baik
hati!" ini yang ke-20 mneit Tobi ngoceh, menyerukan pujian-pujian indah
untuk om-om yang lahi gambek di sampingnya ini
"Huh! Itu bohong…..itu
palsu….," Gumam Kakuzu sambil terus cuek dan jaln. Kisame ada di belakan
Kakuzu dan Tobi.Gak mau ngambil resiko kehabisanludah buat ngomong gara-gara
ngebujuk Kakuzu.
"Kau begitu sempurna… di mata
ku kau begitu indah….,"
"Sebagai anggota yang tak di
anggap aku hanya bisa mencoba mengalah….menahan semua amarah….,"
"Mata mu seksi, itu terbukti
dari caramu menatap uang ku. Mulutmu seksi itu terbukti dari cara mu menghitung
uang ku,"
"Dan tetaplah ngoceh sampai
nanti…lagu ini… ku akhiri…,"
PLOK! PLOK! PLOK! Kisame tepuk
tangan dari belakang! Tobi dan Kakuzu noleh
"Hebat! Bikin aja grup vocal!
Bisa nandingin duo Ratu, kalian!"
"Oh ya?! Serius Senpai?!"
Teriak Tobi girang
"Apaan, sih?" desis
Kakuzu malu karena baru nyadar abis bertingkah konyol
"Kan udah ada Duo Ratu! Grup
kita enaknya nama apa, ya?" pikir Tobi serius
"Duo Gelandangan," ucap Kisame
"Disini aja deh, yuk!"
ucap Kakuzu sambil masuk ke sebuah toko perlengkapan bayi
Kisame lihat-lihat keadaan toko
itu. "Kakuzu,"
"Hm?"
"Lo yakin mau beli di
sini?"
"Terlalu yakin malah! Ini toko
perlenngkapan baby kan?"
"Bayi, Senpai!"
"Sesukamu, lah!"
"Ini memang toko perlengkapan
bayi, tapi barang-barang di sini kan bekas semua,"
Kisame nunjuk sebuah celemek bayi
di situ. "Liat, nih!ada nodanya! Mungkin aja ini ingus!"
"Trus kenapa? Yang mau pake
bukan elo, kan?"
"Iya, sih. Tapi ini kan buat
anak Pein,"
"Trus?"
"Ya beliin yang bagus di
butik, donk! Sama anak ketua, juga!"
"Suruh dia nglunasi bonnya
yang 10.000, baru gue beliin di butik!"
"Cuma 10.000?" desis Tobi
heran
"Cuma tuh apa
maksudnya? Dasar gak menghargai uang!"
Tobi dan Kisame diem! Pasrah, deh!
Gak mungkin menang dari Kakuzu kalo masalah duit!
"Mas-mas ini mau beli,
ya?" sapa gadis ayu pelayan toko itu
"Gila, euy! Kita di panggil mas!"
bisik Tobi ke Kisame
"Padahl om-om ya,
aslinya?" bals Kisame
"Bukan! Mo camping!
Dasar!" ucap Kakuzu jengkel pada si Mbak
"Oh! Maaf, Mas! Abis
penampilan…um….mas-mas aneh-aneh, sih! Wajahnya juga! Mau hallowen di mana,
sih?"
"Lo kalo ngehina gak terlalu
jujur gitu napa, sih?!" Tanya Kakuzu mulai emosi
"Kan kita gak boleh bohong!
Dosa," Jawab Si Mbak
"Lha lo pikir ngehina orang
kayak tadi dapat pahala, hah?!"
"Iya, deh Mas! Maaf!" Si
Mbak mbungkuk sopan lalu pergi
"Lha? Tadi dia kesini buat
mengenyek kita?" Tanya Tobi
"Selama ini, apa ada tujuan
lain jika seseorang mendatangi kita?"jawab Kisame sedih, yang merasa
satu-satunya anggota Akatsuki (bahkan satu-satunya makhluk di bumi) yang paling
sering mendapat hinaan
Lalu, 3 om2 berjubah gambar awan
gak jelas itu pergi ke tempat sepatu dan kaos kaki bayi.
"Um…gimana kalo yang
ini?" Tanya Tobi sambil mengambil kaos kaki mungil berwarna merah putih.
"Ini cocok di pake pas natal,"
"Lebih cocok buat Agustusan,
deh! Lagian agama lo apa sih? Kemarin masih sholat Jumat ama gue!" tukas
Kisame
"Gimana kalo sepatu ini? Ini
cocok di pake pas musim semi," lanjut Tobi sambil ngambil sepatu gambar
kembang-kembang
"Trus kaos kaki ini buat jam
1," tambah Kisame
"Yang ini jam 3,"
"Ini jam 6,"
"Ini jam 12,"
"Ini abis Maghrib,"
"Ini tengah malam,"
"Sepatu ini buat ke
taman,"
"Ini buat be-ol,"
"Ini buat…"
"CUKUP!! DIEM LO PADA!!" Teriak
Kakuzu ngos-ngos an dan sumpek. "Yang mau pake tuh Yuki atau kalian,
sih?!" Pake sepatu buat be-ol lagi!! Ada-ada deh!"
"Tapi ini kan buat Yuki, bayi
lucu itu! Kita harus kasih yang special kan?" ujar Tobi
"Gak pake special-spesial an!!
Lo pikir martabak?"
"Kita beli yang banyak, donk,
Kakuzu!" bujuk Kisame
"Masing2 3 aja cukup!"
"Tapi Kakuzu…"
"Udah deh! Yuki kan masih
kecil, gak perlu banyak-banyak! Lo pada yang segede bagong aja gak pernah ganti
baju gitu!"
"Lo juga kan?"
"Iya-iya!!"
"Bilang aja takut keluar
banyak uang!" desis Kisame lirih
Kakuzu pun ngambil 3 pasang sepatu
dan kaos kaki. Itupun yang paling payah! Serat kain kaos kakinya ada yang
mblubuti, hiasannya copot, bahkan bolong! Sepatunya bahkan ada noda tai di
alasnya
"Kakuzu, apa itu tidak
kelewatan…" ujar Kisame
"Mo gue beliin gak?"
"Iya…" Tobi dan Kisame
pasrah
"Kasihan Yuki….hiks! tega!!
Tega!!" rintih Kisame pelan
Selanjutnya mereka ke tempat pakain
dan celemek. Kakuzu langsung nyakup aja apa yang diliat matanya
"Sembarangan banget ya,
ngambilnya!" Kata Kisame
Lalu Kakuzu mampir ke tempat popok.
Kakuzu mborong 5 pak popok!
"Apa popoknya juga bekas
ya?" bisik Tobi ke Kisame
"Kalo bekas, lo aja yang
pake!"
Selanjutnya Kakuzu ke tempat
bantal, guling dan kasur bayi
"Pasti yang di pilih yang
banyak hewan tinggi nya," ujar Kisame
Lalu Kakuzu ke tempat mainan
"Pasti yang di pilih bisa kita
beli di rongsokan," ujar Tobi
Setelah (merasa) semuanya telah di
beli, Kakuzu ke meja kasir
"Semuanya totalnya 500ribu,
Mas," kata kasirnya
"Yang bener, ah! Barang
murahan gini juga!!" bantah Kakuzu
"Kok Mas beli barang
murahan?" Tanya Kasir tersinggung
"Masih untung gue beli! Mana
ada orang bego yang mau beli di toko kumuh gini selain kita, tolol!!"
Kakuzu emosi
"Berarti kita bego,
dong?" kata Tobi
"kita tuh siapa? Gue
dari awal kan gak setuju belanja disini," tambah Kisame
"Udah, deh Mas! Bayar,
deh!!" si Kasir mulai ikut emosi
"Diskon, donk!"
"Gak ada!"
"Pelit"
"Mas juga!"
"Kakuzu bayar aja napa,
sih?" Tobi gak betah lagi
"Diem lo! 500ribu gak pantes
buat barang kayak gini!"
"Bukannya gak pantes, karena
emang barang kayak gini harusnyadah masuk museum! Dukung Kisame
"Bayar!" bentak si mas
Kasir
"Gak! Diskon!!" Kakuzu
keukeuh
"Bayar!"
"Diskon!! Kalo enggak, gue
sebarin berita kalo elo hombreng!"
HAH??
"Lo kok gak nyambung banget
sih, Kakuzu?!" desis Kisame
"Diem lo!" balas Kakuzu
berbisik
"Mas jangan mengada-ada ya!
Gak ada bukti!"
"Terserah," Kakuzu cuek
"Ancaman konyol!"
"Terserah,"
"Gue gak taku!"
"Terserah,"
"Coba ja!"
"Terserah,"
BRUK! Si mas berlutut di depan
Kakuzu. "Pliss…tadi becanda kan, Mas? Bisa di pecat saya kalo ada berita
gituan…hiks!" si Mas memohon dengan penuh penghayatan
"Hebat juga, dia!" Kisame
geleng-geleng takjub
"Beberapa menit kemudian….
Kakuzu, Tobi dan Kisame keluar toko
sambil nenteng beberapa kantong plastik gede
"Lumayan….dapat diskon
300ribu," Kakuzu tersenyum licik
"Itu bukan diskon! Tapi
perampokan!" ujar Tobi
"Sadis bener dah!" tambah
Kisame
BRUK! Kakuzu, Tobi dan Kisame
meletakkan belanjaan di depan Pein dan Konan
"Totalnya 200ribu," kata
Tobi
"Murah amat ya?" gumam
Pein heran
"Perasaan gue kok gak enak
ya?" batin Konan
"Jadi kalian nge bon 300ribu
ya?" tambah Kakuzu
"Kata Tobi tadi 300ribu,"
protes Pein
"Biaya angkot PP, Ke toilet,
kasih uang ke pengamen itu siapa yang bayarin hah? Juga buat imbalan gue,"
jelas Kakuzu
"Jadi ini perasaan gak enak
gue?" batin Konan
"Segitunya ya….," dumal
Pein mangkel "Oke! Oke!"
"Gue juga dapat bagian
kan?" Tanya Kisame ke Kakuzu
"Gue juga kan?" sela Tobi
"Kalian kan pelengkap! Gue
sendirian yang maju melawan kasir pelit tadi!" tolak Kakuzu
"Itu kan karena elo sendiri
yang nyuruh kita diem?" kata Tobi
Pein dan Konan membuka kantong
plastik dan mengeluarkan belanjaannya. Seketika mereka menatap risih dan heran
campur unbelieveable dan gak ngerti sambil nutup hidung
"Apaan ni?" Tanya Pein,
matanya bersorot protes ke Kakuzu
"Barang-barang pesenan
lo," jawab Kakuzu innocent
"Perasaan kita gak minta lo
beli rongsokan gini, deh!" kata Konan
"Mana ada rongsokan harganya
200ribu," sambung Kakuzu
"Jelek banget! Bau!! Lo beli
dimana sih?" Tanya Pein
"Di toko barang bekas,"
jawab Tobi
"Sudah ku duga…" ujar
Konan lesu
"Anak gue bisa bentol-bentol
tidur di kasur kayak gini," Pein nunjuk bantal, guling dan kasur yang
banyak hewan tinggi yang lagi berdarmawisata di atasnya
Kakuzu cuek, ia malah naik ke
tangga, menuju lantai atas
"Hei, Kakuzu!! Tanggung jawab
lo!!" teriak Pein
"Gak ada kata tanggung jawab
dalam kamus hidup, mati dan sekarat dia," ujar Kisame
"Gak bisa di biarin nih, tuh
orang," geram Pein lalu langsung menyusul Kakuzu ke lantai atas
Kakuzu masuk ke kamar Yuki, lalu
menghampiri bayi mungil yang sedang tidur pulas di atas boks nya itu.
Ditatapnya wajah lucu itu lama dalam diam. Tangan Kakuzu perlahan-lahan
bergerak dan membelai pipi mulus nan imut itu. Tanpa sadar, Kakuzu tersenyum di
balik cadarnya.
Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari
sakunya. Seuntai kalung berlian putih (di jamin asli!!) yang berkilau tertimpa
sinar lampu, bertengger di tangannya. Sungguh indah, lalu Kakuzu memakaikan kalung
dengan tulisan YK (yang berarti Yuki) pada ujungnya itu, ke leher Yuki dengan
hati-hati. Sekali lagi, ia kembali menatap wajah Yuki.
Lalu Kakuzu tiba-tiba merasakan ada
kilatan cahaya di kamar itu dengan suara JEPRET ! Kakuzu menoleh dan menyesal
seketika ketika dilihatnya 4 orang mata-mata yang lagi tegak di depannya dengan
ekspresi yang bikin Kakuzu muak dan malu.
"Apaan lo tadi?!" dengus
Kakuzu pada Pein yang megang kamera
"Gue mo abadiin momen langka
tadi" ujar Pein terharu
"Hiks! Gue gak nyangka elo
ngasih kalung semahal itu ke Yuki, secara elo kan pelit ! hiks!" sambung
Konan
"Lo bisa bedain cara menghina
dan memuji gak, sih?" Tanya Kakuzu
"Padahal Pein yang bokap
kandung Yuki aja gak pernah ngasih hadiah sesobek kain pun" lanjut Konan
"Iya…" Pein terharu dan
sedih
"Malaikat apa yang telah
merasuki jiwamu, kawan?" Tanya Tobi di sela-sela isak tangisnya
"Gue tadi gak ngapa-ngapain!
Kalung itu…um….kalung itu milik Kisame!ya kan, Kisame?" Kakuzu ngeles
panic
"Hiks! Lo juga tau kalo gue
nge-bon nomer 2 paling banyak di kas! Terlalu kere buat beli gituan! Buat makan
aja susah….," elak Kisame
"Nih! Ada tulisan YK! Artinya
kan Yuki Kisame" lanjut Kakuzu
"Sungguh mulia engkau,
merendah begitu!" tandas Konan
"Inik milik Kisame!!"
"Enggak," jawab Kisame
"Gue jadiin main topic di
madding Akatsuki besok, ah! Hiks! Seorang pahlawan tanpa balas jasa, KAKUZU!!"
Tanpa Pein
"NORAK!!" Dengus Kakuzu
"Mending seumur hidup sebut aja gue orang pelit daripada
julukan norak tadi"
Kakuzu dengan jengkel dan malu,
keluar dari kamar Yuki
"Pahlawanku….janganlah
pergi…" teriak Konan terharu
"RESEK!!" balas Kakuzu
tanpa noleh apalagi berhenti
"O-ow…kamu ketahuan… O-ow…kamu
ketahuan… O-ow kamu ketahuan….," Pein, Konan, Kisame dan Tobi kompak
nyanyiin sebuah lagu
"Kalian sengaja ya, nyindir
gue dengan nyanyiin lirik itu mulu dari tadi?!" bentak Kakuzu jengkel
"Bukannya sengaja atau tidak,
tapi yang bisa kita hafal ya Cuma itu tadi," ujar Tobi